Senyawa benzena dan sejumlah turunannya digolongkan dalam senyawa aromatik, yang mana penggolongan ini dilandasi oleh aroma yang dipunyai sebagian dari senyawa-senyawa tersebut. Akan tetapi para kimiawan sekarang tidak lagi mengklasifikasikan senyawa kimia yang berdasarkan sifat fisiknya lagi, melainkan berdasarkan struktur dan kereaktifannya.
Reaksi Benzena
Reaksi yang umum terjadi yaitu suatu reaksi subtitusi elektrofilik, ada 4 macam, yakni sebagai berikut:1. Subtitusi dengan halogen (Halogenasi)
Benzena mengalami subtitusi dengan halogen memakai katalisator besi (III) halida.
Contoh :
Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat memakai katalisator asam sulfat pekat membentuk nitrobenzena.
contoh :
3. Subtitusi dengan asam sulfat pekat (Sulfonasi)
Sulfonasi terjadi Bila benzena dipanaskan dengan asam sulfat pekat.
Contoh:
4. Subtitusi dengan alkil halida (Alkilasi)
Reaksi ini bisa memakai untuk membentuk alkil benzena menggunakan katalisator alumunium klorida (AlCl3).
Contoh :
Tatanama Benzena
1. Benzena Monosubtitusi
Benzena dengan satu subtituen alkil diberi nama sebagai turunan benzena, misalnya etilbenzena. Sistem IUPAC tetap memakai nama umum untuk beberapa benzena monosubstitusi, misalnya toluena, kumena, stirena.Nama-nama umum seperti fenol, anilina, benzaldehida, asam benzoat, anisol juga tetap dipakai dalam sistem IUPAC. Sistem IUPAC (International Union Pure and Applied Chemistry) yaitu suatu lembaga yang berwewenang untuk merumuskan tata nama senyawa.
2. Benzena Disubtitusi
Disubtitusi berarti benzena mengikat dua subtituen, maka terdapat kemungkinan mempunyai tiga isomer struktur. bila kedua subtituen diikat oleh atom-atom karbon 1,2- disebut orto (o) satu sama lain, jika karbon 1,3- disebut meta (m), dan 1,4 disebut para (p).contoh :
Sistem IUPAC memakai nama umum xilena untuk ketiga isomer dimetilbenzena, yakni o-xilena, m-xilena, dan p-xilena. jika kedua substituen tersebut tidak memberikan nama khusus, maka masing-masing dari substituen diberi nomor, dan namanya akan diurutkan berdasarkan urutan abjad, dan diakhiri dengan kata benzena. Atom karbon yang mengikat substituen yang urutan abjadnya lebih dahulu diberi nomor 1.
Substituen-substituen pada contoh di atas adalah sama. Bagaimana jika substituennya berbeda? Jika dua substituennya berbeda, maka salah satu dianggap sebagai senyawa utama dan gugus yang lain dianggap sebagai gugus terikat dengan urutan prioritas seperti berikut.
–COOH, –SO3, –CH3, –CN, –OH, –NH2, –R, –NO2, –X
contoh :
Oleh karena gugus CH3 lebih relatif dari NO2 maka CH3 sebagai gugus terikat dan NO2 sebagai gugus lain. Jadi, senyawa tersebut dinamakan meta-nitro toluena.
No comments:
Post a Comment