Kestabilan Koloid
Koloid merupakan sistem dispersi yang relatif kurang stabil dibandingkan larutan. Suatu produk industri dalam bentuk koloid umumnya diinginkan dalam kondisi yang stabil, misalnya krim minyak rambut, krim pembersih muka, bedak cair, dan obat-obatan yang berupa emulsi. Untuk menjaga kestabilan koloid dapat dilakukan cara-cara berikut.a. Menghilangkan Muatan Koloid
Koagulasi dapat dicegah dengan cara menghilangkan muatan dari koloid tersebut. Proses penghilangan muatan koloid dilakukan dengan proses dialisis. Pada dasarnya, proses dialisis adalah proses menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke dalam membran semipermeabel. Membran ini mempunyai pori-pori yang mampu ditembus oleh ion, tetapi tidak mampu ditembus partikel koloid. Jika kantong semipermeabel tersebut dimasukkan ke dalam aliran air, ion-ion yang keluar dari membran semipermeabel akan terbawa aliran air, sedangkan koloidnya masih tetap di dalam kantung semipermeabel.Salah satu pemanfaatan proses dialisis yang pcnting adalah proscs cuci darah (bemodialisis). Pada proses hemodialisis, darah kotor dari pasien dilewatkan dalam pipa-pipa yang terbuat dari membran semipermeabel. Sclama darah bcrjalan, pipa semipermeabel tersebut dialiri cairan (biasanya plasma darah) sehingga ion-ion dalam darah kotor tadi akan terbawa pada aliran plasma darah yang bcrfungsi sebagai pencuci.
Baca Juga : Koloid : Pengertian, Jenis Koloid Beserta Contohnya
b. Penambahan Stabilisator Koloid
Penambahan suatu zat ke dalam suatu sistem koloid dapat meningkatkan kestabilan koloid, misalnya emulgator dan koloid pelindung.Emulgator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu emulsi (koloid cair dalam cair atau cair dalam padat) dengan tujuan mcnjaga koloid agar tidak mudah terpisah. Sebagai contoh penambahan sabun ke dalam campuran minyak dan air serta penambahan amonia dalam pembuatan emulsi pada kertas film.Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistcm koloid agar menjadi stabil. Sebagai contoh penambahan gelatin pada pembuatan es krim agar es krim tidak cepat memisah serta penambahan gum arab dalam pembuatan semir.a. Emulgator
Emulgator adalah zat yang di tambahkan ke dalam suatu emulsi ( koloid cair dalam cair atau cair dalam padat) dengan tujuan menjaga koloid agar tidak mudah terpisah. Sebai contoh : penambahan sabun ke dalam minyak dan air serta penambahan amonia dalam pembuatan emulsi pada kertas film.Baca Juga : Sifat-Sifat Koloid Materi Kelas XI
b. Koloid pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang di tambahkan ke dalam sisitem koloid agar menjadi stabil. Koloid yang terbentuk, baik dengan cara kondensasipun disperse, dapat di murnikan dengan cara dialysis, ultrafiltrasi, dan elektroforesis.a. Dialisis
Oleh karena memiliki sifat pengedsorpsi, koloid biasanya bercampur dengan ion-ion pengganggu. Koloid dapat di pisahkan dari ion-ion terlarit dengan cara dialisis. Cara nya dengan melawatkan pelarut pada system koloidmelalui membrane semipermiabel. Ion-ion atau molekul terlarut akan mengikuti pelarut sedangkan pertikel koloid tidak. Dalam bidang kesehatan, prinsipkerja dialisis tersebut di manfaatkan sebagai mesin pencuci darah untuk penderita ginjal.
b. Ultrafiltrasi
Diameter pertikel koloid lebih kecil daripada pertikel suspensi sehingga koloid tidak dapat di sering menggunakan kertas saring biasa. Koloid dapat di pisahkan dengan menggunakan kertas saring yang berpori khusus untuk memperkecil pori, kertas penyaring di celupkan ke dalam kolodion, misalnya sefolan.
c. Ekeltroforesis
Selain untuk menentukan muatan koloid an memisahkan asap dan debu dari udara, elektroforesis juga dapat di gunakan untuk memurnikan koloid dari partikel-partikel zat pelarut. Cara kerjanya sama, koloid yang bermuatan negative akan bergerak kea rah electrode positif. Sebaliknya karutan koloid yang bermuatan positif akan bergerak kearah elektroda positif. Dengan demikian campuran koloid positif dan negative akan dapat terpisahkan.
Baca Juga : Soal Koloid beserta Pembahasnnya
No comments:
Post a Comment