Penurunan tekanan uap larutan
Pengertian tekanan uap jenuh
Besarnya tekanan uap bergantung pada jenis zat dan suhu. Zat yang memiliki gaya tarik-menarik antarpartikel relatif besar berarti sukar menguap, mempunyai tekanan uap yang relative rendah, contohnya garam, gula, glikol, dan gliserol. Sebaliknya, zat yang memiliki gaya tarik-menarik antarpartikel relative lemah berarti mudah menguap, mempunyai tekanan uap yang relatif tinggi. Zat seperti itu dikatakan mudah menguap atau atsiri (volatile), contohnya etanol dan eter.Tekanan uap suatu zat akan bertambah jika suhu dinaikkan. Kenaikan suhu menyebbkan energy kinetik molekul-molekul cairan bertambah besar, sehingga lebih banyak molekul yang dapat meninggalkan permukaan cairan memasuki fase gas. Akibatnya, konsentrasi uap semakin besar dan dengan demikian tekanan uap semakin besar.
Tekanan uap larutan dan hukum raoult
Jika zat terlarut bersifat volatile, maka uap di permukaan larutan terdiri atas uap pelarut dan uap zat terlarut. Akan tetapi jika zat terlarut sukar menguap, maka uap di permukaan hanya terdiri dari uap zat terlarut saja.Komposisi uap di permukaan larutan telah dipelajari oleh seorang kimiawan dari Perancis, yaitu Francois Marie Raoult (1830-1901). Raoult menemukan bahwa tekanan uap suatu komponen bergantung pada fraksi mol komponen itu dalam larutan, dengan hubungan sebagai berikut:
PA= XA × XP◦A
Dengan: PA = tekanan uap komponen A
P◦A = tekanan uap A murni
XA= fraksi mol komponen A
Jika zat terlarut sukar menguap, maka uap di permukaan larutan terdiri atas uap zat pelarut saja. Jika demikian, maka tekanan uap larutan sama dengan tekanan uap pelarut. Sesuai dengan hokum Raoult, tekanan uap pelarut bergantung pada fraksi molnya. Jadi, jika zat terlarut sukar menguap, maka:
Plarutan = Xpelarut × P°pelarut
Oleh karena fraksi mol pelarut <1, maka P larutan akan lebih rendah daripada P°pelarut. Dengan kata lain, zat terlarut yang sukar menguap akan menurunakan tekanan uap pelarut. Selisis antara telanan uap pelarut dengan tekanan uap larutan disebut penurunan tekanan uap (∆P).
∆P= P◦-P
Nilai penurunan tekanan uap larutan (∆P) dapat dikaitkan dengan fraksi mol terlarut. Telah diketahui bahwa Xpel + Xter = 1, sehingga Xpel = (1-Xter), maka persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk lain sebagai berikut:
∆P = P◦ − P
= P◦ − (Xpel × P◦)
= P◦ − (1− Xter) P◦
= P◦ − P◦ + (Xter × P◦)
= Xter × P◦
∆P = Xter × P◦
Penurunan tekanan uap merupakan sifat koligatif larutan, artinya bahwa penurunan tekanan uap tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi (fraksi mol). Fraksi mol yang sama akan mempunyai penurunan tekanan uap yang sama pula.
Pada peristiwa penguapan terjadi perubahan dari zat cari menjadi gas. Molekul-molekul zat cair yang menguap meninggalkan permukaannya menyebabkan terjadinya tekanan uap zat cai. Semakin mudah molekul-molekul zat cair menguap, maka semakin tinggi pula tekanan uap zat cair.tekanan uap dipengaruhi oleh temperature dan jumlah zat terlarut.semakin tinggi temperature maka semakij tinggi pula tekanan uap zat cair. “Semakin lemah gaya tarik-menarik antarmolekul zat cair, semakin mudah zat cair tersebut mudah menguap. Semakin mudah zat cair menguap, semakin besar pula tekanan uap jenuhnya.”
![]() |
tekanan uap air pada berbagai temperatur |
1. Jika tekanan uap satu larutan yang mengandung 13 gram zat X dalam 100 gram air pada suhu 280℃sebesar 27,371 mmHg, maka hitung massa molekul relative zat X tersebut jika P0 air = 28,065 mmHg?
Jawab :
∆P = P◦-P
= (28,065-27,317) mmHg
= 0,694 mmHg
∆P= P◦ X zat terlarut
2. Tekanan uap air pada 100ºC adalah 760 mmHg. nerapakah tekanan uap larutan glukosa 180 % pada 100ºC(Ar H =1 , Ar C = 12 , Ar O = 16 ) ?
Jawaban :
misalkan jumlah larutan 100 gr .
massa glukosa = 180/100 ×100 gr = 18 gr
massa air = 100 gr – 18 gr = 82 gr
nt = massa glukosa / Mr glukosa =18 gr/ 180 gr/mol = 0,1 mol
np = massa air / Mr air = 82 gr/18 gr/mol =4,6 mol
Xp = 4,6/0,1+4,6 =4,6/4,7 = 0,98
jad, tekanan uap larutan glukosa adalah
P = Xp × Pº = 0,98× 760 mmHg = 744, 8 mmHg.
No comments:
Post a Comment